kau hanyut,
terkadang dipandu arus laju,
sekejap kau gayut,
sekejap kau berpaut.
oh,
dahan itu kecil,
usahakan untuk yang besar,
perkasakan genggaman,
utuhkan cengkaman,
agar kau bersemadi aman.
mencari makna kehidupan,
kebosanan merajai jiwa,
mengapa ia menjelma,
apa gagal kau merencana?
Villa Saadah
hitam,
cahaya kalimantang terpadam,
bibit kerisauan menjelma,
menjadi satu lembaga,
lalu mencetus,
keluhan dalam kesabaran.
alah bisa tegal biasa,
walau ujian bertimpa,
ujian dalam ujian,
itulah makna kehidupan.
selimut itu terhampar,
dibuat pengganti tilam,
disangka kain permaidani,
tempat rehatnya lambung ini.
hari ini,
bibit kesedaran mula timbul,
bagaimana bisa kekasihNya,
hanya beralaskan sehampar tikar.
oh,
mewahnya manusia,
hingga alpa dengan kelimpahan,
rasa tidak cukup,
moga kita jauh darinya.
insan,
tidak bisa hidup sendiri,
akan sentiasa diuji,
apa punya iman sejati.
demikian,
dia mencari agamanya,
semangat mahu mengenal Pencipta,
akhirnya,
dia tersembam,
asukan syaitan lebih berkuasa.
dia tercari-cari,
mencari murabbi,
agar dia bisa dibimbing,
namun,
harapannya bak kaca,
berkecai menangis hiba.
